Di Hari Tanam Pohon Sedunia PPLI dan AJPLI Gandeng Budayawan Sindang Barang NGOPLING

Di Hari Tanam Pohon Sedunia PPLI dan AJPLI Gandeng Budayawan Sindang Barang NGOPLING

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM - PT. Persada Limbah Pamunah Industri (PPLI) gandeng Aliansi Jurnis Lingkungan Indonesia (AJPLI) Ngobrol Peduli Lingkungan (Ngopling) di hari taman pohon sedunia di Kampung Sindang Barang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor Jawa Barat. 

Kegiatan tersebut Bertemakan "Sinergitas Media dan PPLI di Sindang Barang Lesatari. Dari Warisan Budaya ke Pohon Masa Depan", Kamis,  21/11/2024. 

Advertisement
Scroll To Continue with Content

Dalam kegiatan itu kang Oman selaku budayawan Kampung budaya Sindang barang mengisahkan, penonabatan Kampung Budaya Sindang barang sebagi kampung tertua di Bogor juga dibuktikan dengan, adanya naskah babat pajajaran yang menceritakan bahwa di Sindang Barang terdapat satu kraton yang bernama, Kraton Surabima.

Dan Kraton Surabima ini, merupakan tempat tinggal putra mahkotanya Raja Sunda. 

"Babat Sunda disini adalah merupakan tempat putra mah kota raja Sunda surabio panji dan adiknya dewi kentring manik yang merupakan istri Prabu Siliwangi," ucapnya mengisahkan. 

Oman juga mengatakan, sinergitas budaya Sindang barang ada tiga unsur yaitu unsur keagamaan unsur kepemerintahan dan unsur budaya. 

"ada tiga unsur sinergitas dari budaya Sindang barang yaitu unsur keagamaan unsur kepemerintahan unsur budaya," pungkasnya. 

Sementara Senior Engineer and Technical Support Manager, Muhammad Yusuf Firdaus mengatakan, keberadaan kampung budaya Sunda Sindang barang yang masih mempertahankan ke aslian dan perlu dilestarikan yang harus diberikan pengetahuan tentang edukasi pencemaran limbah selain limbah industri. 

"Yang masih menjadi tantangan adalah industri pariwisata punya dampak yang sangat penting yang sangat signifikan terhadap lingkungan mungkin pengelola sudah sadar tapi turisnya dan gak mungkin kita cekokin turis satu persatu," katanya. 

Ia juga menuturkan dampak lingkungan untuk industri pariwisata yang belum banyak dikaji bagiamana menjaga lingkungan akibat dampak dari wisata. Dan dapat melakukan upaya pemulihan. 

"Dari wisata ini masih banyak literaturnya mungkin ini salah satu harapan saya pribadi dari tokoh-tokoh pelaku adat seperti ini dapat memberikan masukan kepada dunia akademis karena tadi kita harusnya pentahelix bahwa ada sektor-sektor yang harusnya dilakukan pengelolaan limbahnya dengan wawasan lingkungan dengan kearifan lokal," pungkasnya. (Pul) 

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Redaksi Author